Tak perlu menunggu kaya atau bergelimang harta untuk bisa beramal dan membantu orang yang membutuhkan. Hal itulah yang dibuktikan oleh pasangan Joko Mulyanto dan Tatik Musyarofah. Meski penghasilannya pas-pasan, tetapi keduanya mampu mengasuh puluhan anak yatim piatu dan duafa.
Bertempat di Jl. Warung Silah, Gang H. Saaman, Cipedak - Jagakarsa, Jakarta Selatan, Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim yang didirikan oleh Pak Joko dan Istrinya kini menampung 35 anak asuh. Semua anak asuhnya tersebut tinggal satu atap dengan Pak Joko dan kelima anaknya.
Bagi Pak Joko dan istrinya, menerima anak asuh berarti memiliki tanggung jawab yang sama seperti merawat dan membesarkan anak-anak kandung sendiri. Keduanya memperlakukan mereka tanpa membedakan antara anak kandung dengan anak asuh.
Pak Joko dan istrinya tidak hanya merawat anak-anak asuh dengan memberi tempat tinggal dan kebutuhan sehari-harinya saja. Namun juga memberikan pendidikan moral dan agama dengan baik. Kini sudah ada sekitar 15 - 20 anak yang menjadi alumni dari panti asuhan Bani Hasyim.
Kedepannya Pak Joko dan istrinya bercita-cita untuk dapat membuat asrama yang lebih besar lagi. Keduanya juga berharap mempunyai Sekolah Menengah Kejuruan Ilmu Terdepan, dengan tujuan agar anak-anak mempunyai ilmu yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Awal mula Pak Joko mulai mengasuh anak-anak duafa adalah saat Pak Joko bertemu dengan seorang anak yang bapaknya hilang saat kerusuhan 1998. Karena ibunya tidak bisa membiayainya bersekolah, Pak Joko menawarkan diri untuk merawat dan menyekolahkan anak tersebut. Padahal saat itu Pak Joko yang hanya bekerja sebagai seorang sopir sudah memiliki 2 orang anak.
Lalu kemudian pada tahun 2002, Pak Joko yang saat itu sudah memiliki 3 anak asuh berniat untuk mendirikan panti asuhan. Sejak saat itu, keduanya memutuskan untuk membuka rumah mereka sebagai panti asuhan. Dengan dana pas-pasan mereka mulai menghidupi beberapa anak asuh. Yang terpenting bagi mereka adalah anak-anak asuh mereka harus mendapatkan pendidikan sekolah.
Untungnya pihak sekolah mau memberikan dispensasi untuk anak-anak asuh Pak Joko. SPP tidak harus dibayarkan tiap bulan melainkan bisa dibayar saat pengambilan rapor saja. Namun tetap saja, Pak Joko tetap sampai harus menggadaikan Sertifikat tanah dan rumah untuk melunasi biaya sekolah tersebut.
Awalnya panti asuhannya tersebut hanya menampung anak-anak perempuan. Namun mereka tidak tega ketika melihat ada anak laki-laki yang membutuhkan bantuan mereka. Mereka pun memutuskan untuk menerima juga anak laki-laki.
Masalah kemudian kembali muncul ketika jumlah anak-anak asuh semakin banyak dan tidak cukup ruang lagi untuk menampung mereka. Pak Joko kemudian menjual mobilnya untuk memberi lahan. Sementara untuk membangun gedungnya Pak Joko melakukannya dengan mencicil. Mulai dari menabung material hingga pinjam ke Bank.
Menurut penuturan Pak Joko, anak-anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan mereka bukanlah anak-anak jalanan yang mereka cari untuk dirawat. Melainkan anak-anak yang sengaja dititipkan oleh pihak keluarganya untuk diasuh di Panti asuhan mereka.
Meski kondisi keuangan sudah sangat pas-pasan, tetapi Pak Joko dan istrinya tetap tak kuasa untuk menolak. Satu hal yang menjadi pegangan mereka adalah, mereka yakin setiap anak yang dititipkan oleh Allah kepada mereka pasti sudah membawa rezekinya masing-masing.
Saat ditanya darimana mereka dapat uang untuk membiayai anak-anak sebanyak itu, Pak Joko tidak bisa menjawab dengan pasti. Beliau bahkan mengaku tidak tahu dari mana saja biaya tersebut mereka dapat.
"Nah itu dia, saya sendiri kadang-kadang nggak tahu juga, karena di sini saya yakin, matematika Tuhan sama kita beda," ungkap Pak Joko menanggapi pertanyaan Andy F. Noya saat ditanya darimana mereka mendapatkan uang untuk membiayai anak-anak asuh mereka. "Secara logika saya ini nggak masuk akal."
Yang lebih menyentuh lagi adalah keduanya sampai menggadaikan sepasang cincin nikah mereka untuk biaya anak asuh yang sampai saat ini sudah tidak bisa ditebus lagi karena sudah lama sekali jatuh tempo.
Alhamdulillah sejak tahun 2010 lalu Panti Asuhan Bani Hasyim sudah terdaftar secara resmi di Kementerian Hukum dan HAM serta Dinas Sosial. Kini mereka sedikit bisa bernapas lega karena sudah ada beberapa donatur yang membantu membiayai Panti Asuhan mereka.
Referensi: Kick Andy