Sunday 3 January 2016

Lusia Efriani Kiroyan, Bolak Balik Penjara Demi Batik Girl

Lusia Efriani Kiroyan, Bolak Balik Penjara Demi Batik Girl
Adalah Lusia Efriani Kiroyan. Pencetus ide dibalik lahirnya Batik Girl. Apa saja sih yang istimewa dari Batik Girl karya Lusia ini?

Batik Girl lahir tidak hanya untuk sekedar peluang bisnis yang menguntungkan. Selain untuk memperkenalkan batik kepada masyarakat dunia, Lusia juga memberdayakan warga binaan di berbagai Lapas di kota Batam. 

Keluar masuk Lapas wanita di kota Batam kini menjadi semacam rutinitas bagi Lusia. Bukan karena sering terlibat kasus, melainkan untuk memberikan motivasi sekaligus memberikan bimbingan praktek langsung dalam memproduksi Batik Girl.

Bonekanya memang sudah jadi, tetapi model pakaian dan model rambutnyalah yang akan dibuatkan oleh para warga binaan tersebut. Setiap warga binaan akan diajari cara membuat pakaian boneka secara manual, kemudian dibebaskan untuk membuat modelnya sendiri-sendiri. Setiap boneka tidak boleh ada yang desain bajunya sama.

Biasanya kegiatan tersebut diberikan waktu sekitar 2-3 jam oleh pihak Lapas. Menurut penuturan Lusia, dalam rentang waktu yang sangat singkat tersebut, setiap orang biasanya mampu membuat 2-3 baju. Nantinya mereka akan mendapatkan 10.000 rupiah untuk setiap baju yang berhasil mereka produksi.

Untuk pemasarannya, Lusi menitipkan batik girl pada beberapa toko oleh-oleh di kota Batam, serta melalui pameran-pameran lokal maupun internasional. Untuk saat ini, Batik Girl sudah diekspor ke beberapa wilayah di Asia, Amerika, bahkan hingga Afrika. Harga jual di Indonesia sekitar 100.000 rupiah, sedangkan untuk internasional sekitar 10 USD.

Selama berkreasi dengan Batik Girl, Lusi berhasil memenangkan beberapa ajang kompetisi tingkat internasional. Sayangnya, kegiatan sosial-enterpreneurnya tersebut malah justru belum pernah mendapatkan penghargaan apapun dari dalam negeri.

Dana hibah yang didapat dari kompetisi internasional tersebut dipergunakan untuk pelatihan di berbagai Lapas di Batam dan di Jakarta. Hasil dari penjualan boneka pun bukan  sekedar untuk keuntungan pribadi dirinya. Melainkan untuk membantu anak-anak penderita kanker, HIV AIDS, dan berbagai kegiatan yayasan sosial yang ia dirikan seperti Yayasan Cinderella from Indonesia Center. yang memberdayakan ibu-ibu dari anak-anak jalanan.

Lusia menuturkan bahwa sebelumnya dia adalah penguasaha arang. Pada saat itu Lusia sudah sering keluar masuk penjara untuk memberikan motivasi. Lusia melihat banyak penghuni lapas yang masih dalam usia produktif, tetapi hukumannya lama karena terjerat kasus Narkoba. 

Sehingga Lusia terpikir untuk memberdayakan mereka. Melakukan sesuatu yang tidak hanya berfungsi sebagai terapi tetapi juga menghasilkan pemasukan untuk para warga binaan. Hingga terpikirlah Batik Girl ini.

Ada yang unik dibalik lahirnya Batik Girl. Dari sudut pandang Lusia, penjara bukanlah suatu tempat yang menyeramkan. Karena Lusia adalah seorang pengusaha, dia justru melihat penjara sebagai sesuatu yang lain. Pada saat itu Lusia ingin memiliki sebuah pabrik yang mempekerjakan banyak orang, tetapi pengajuan kreditnya ditolak pihak Bank. 

Lalu dia terpikir bahwa penjara itu seperti pabrik yang sudah siap pakai, lengkap dengan fasilitas mes, dan karyawannya. Tidak perlu membuat IMB, tidak perlu bayar listrik dan air, tidak perlu membangun dulu, dan di dalamnya sudah banyak orang yang siap kerja. Dan... jadilah Batik Girl yang diproduksi oleh para warga binaan.

Sudah kami bilang kan! Indonesia selalu punya orang-orang baik! Sukses selalu buat Lusia! Semoga Batik Girl semakin mendunia! God Job!

Referensi: Kick Andy

No comments:

Post a Comment